Journey to Palembang
MUSEUM BAYT AKBAR ALQUR’AN
Pagi ini destinasi wisata kami adalah Museum Bayt Akbar Alqur’an yang ada di Jalan M. Amin Fauzi, Soak Bujang, Rt 03/01, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Selain membayar tiket masuk, kami pun harus memakai pakaian yang sopan dan tertutup karena museum ini berada di dalam komplek Pondok Pesantren. Beberapa teman wanita yang tidak berhijab dipinjamkan kerudung oleh petugasnya. Demikian pula yang laki-laki yang hanya memakai celana yang panjangnya selutut dipinjamkan juga kain sarung.
Kami menaiki beberapa anak tangga. Pada undakan pertama ada dua belokan yaitu yang ke kiri dan ke kanan. Yang ke arah kiri terdapat ukiran pigura pintu. Sepertinya tempat itu digunakan untuk foto booth sementara pintu yang berbelok ke kanan merupakan pintu masuk sesungguhnya dari museum ini. Memasuki pintu ini, kami disambut dengan ukiran pintu gebyok yang sangat halus berwarna kecoklatan. Senada dengan warna kayu. Seorang pemuda berdiri di depan pintu menyambut kedatangan kami. Dialah yang akan memandu dan memberi penjelasan kepada kami mengenai sejarah museum ini. Kami dipersilakan duduk di suatu ruangan aula yang telah tersedia kursi dan sebuah tv flat besar. Sekeliling dinding dihiasi poster besar masjid Nabawi. Suguhan kopi khas buatan para santri membuat kami semakin betah mendengarkan penjelasan ustadz muda ini.
Setelah mendengar penjelasan dari ustadz muda itu, kami melanjutkan melihat-lihat isi ruangan. Terdapat dua lokasi pemajangan Al-Quran Al-Akbar, yakni dibagian utama dari lantai dasar menjulang tinggi ke atas lantai dua dan di bagian samping di lantai dua. Kami bisa melihatnya melalui lantai dasar atau juga melalu lantai 2 ada juga lembaran-lembaran Al-Quran di lorong-lorong antrian pada bagian belakang pemajangan Al-Quran Al-Akbar lantai satu. Lembaran papan ukiran Al-Quran Al-Akbar ini bisa diputar, karena ukirannya ada di kedua sisi papan, dan kami juga mengabadikan dengan gambar atau juga video, karena tempat ini juga mengandung seni yang tinggi dan indah untuk diabadikan.
Berawal dari mimpi Bapak H. Kgs Syofwatillah Mohzaib sebagai seorang pengukir kaligrafi dimana didalam mimpinya beliau diperintahkan membuat ukiran ayat-ayat Al-Quran yang lebih besar lagi, akhirnya tergagaslah ide untuk mewujudkan mimpi tersebut dengan membuat Al-Quran dengan ukuran yang besar.
Pembuatan Alqur’an ini tidaklah sembarang orang bisa melakukannya. Selain kemahiran dalam hal ukir mengukir, maka dilakukan ritual khusus sebelum membuat Al-qur’an ini seperti melakukan puasa setiap hari Senin dan Kamis, yang dipercaya untuk kelancaran dan meminimalisir kesalahan dalam pengukiran.
Dengan dibantu oleh beberapa ahli pengukir yang berasal dari Jawa dan Palembang maka jadilah Al-Quran Al-Akbar yang terdiri dari 315 lembar potongan papan ukiran ayat bolak-balik yang terbagi 630 halaman, dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman. Setiap halamannya memiliki tinggi 177 cm, lebar 140 cm dan ketebalan 2,5 cm. Tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter.
Dengan dibantu oleh beberapa ahli pengukir yang berasal dari Jawa dan Palembang maka jadilah Al-Quran Al-Akbar yang terdiri dari 315 lembar potongan papan ukiran ayat bolak-balik yang terbagi 630 halaman, dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman. Setiap halamannya memiliki tinggi 177 cm, lebar 140 cm dan ketebalan 2,5 cm. Tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter.
Keseluruhan ayat Al-qur’an ini diukir di atas lembaran kayu tembesu yaitu jenis kayu yang tahan lama dan anti rayap, kayu jenis ini banyak tersebar di daerah Sumsel dan Jambi tak heran bahan baku kayu ini didatangkan dari kedua daerah ini.
Unsur budaya Palembang membekas dalam pada setiap lembar ukiran Al-qur’an ini. Kita bisa melihat bahwa setiap lembar kayu terpahat ayat suci Al-Quran dengan warna dasar kayu coklat kemerahan dengan huruf arab timbul warna kuning emas dimana warna merah dan emas adalah warna khas Palembang, dengan ukiran motif kembang sulur di bagian tepi ornamen seperti pigura khas Palembang yang sangat indah, ini sebagai perlambang akulturasi Islam dengan budaya lokal khas Palembang.
Museum Al-Quran Al-Akbar ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 Januari 2012 dan dibuka untuk umum.
Fasilitas yang ada di museum ini adalah lahan parkir yang luas, tour guide, toko souvenir, foodcourt, masjid, toilet, tempat penitipan barang/sepatu, serta peminjaman sarung dan kerudung bagi yang memakai pakaian yang kurang tertutup.
Museum ini menjadi salah satu destinasi wisata religi. Setiap hari selalu ramai dikunjungi para wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
(30Nov19)
(30Nov19)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar