14/08/19

Journey to Turkey

THE POWER OF 20 RIBU 


Aku terkejut ketika melihat harga tiket pp ke Turki separuh harga dari biasanya. Pada umumnya harga tiket ke Turki yang paling murah berkisar minimum 9-10 juta. Itu pun bukan di saat high season atau saat liburan. Dengan rasa berdebar dan penuh semangat, aku mulai memasukan tanggal yang aku inginkan, yaitu tanggal pada saat liburan bulan Juli 2019. Mataku terbelalak melihat harga tiket pp Jakarta-Istanbul di angka 8 juta-an. Aku mulai menghubungi beberapa teman untuk memberitahukan hal ini. Tentu saja beberapa teman yang memang mempunyai “passion” untuk traveling. Aku katakan ingin melakukan perjalanan ala backpacker atau mandiri. Gayung bersambut, teman-teman yang aku hubungi langsung merespon dengan positif dan penuh antusias. Beberapa teman mengatakan bahwa mereka sudah lama ingin ke Turki tapi belum kesampaian budgetnya jika ikut dengan travel. Beberapa lainnya belum pernah terlintas untuk ke Turki, tapi jika budgetnya mencukupi, maka mereka mau ikut juga.


Sebenarnya niat untuk mengunjungi Turki sudah ada beberapa tahun lalu, tapi untuk benar-benar merealisasikannya ala backpacker atau mandiri tanpa travel perlu keberanian yang rada nekat karena keluargaku dan beberapa orang yang aku kenal dekat selalu menggunakan jasa travel untuk ke Turki. Apalagi budgetku juga rada pas-pas an.

Berapa budget yang dirasa cukup untuk ke Turki? Sudah lama aku mencari tahu infonya dari beberapa travel. Pada umumnya mereka berangkat pada saat low season, dengan budget sekitar 17 – 18 juta belum termasuk biaya pengurusan visa, tip supir dan guide selama di turki, naik balon udara dan sebagainya. Pada saat high season, budgetnya bisa lebih dari 25 juta, itu pun belum termasuk biaya pengurusan visa, tip supir, guide, dan naik balon udara. Ditambah lagi budget untuk beli souvenir. Ini harus menurutku, karena aku mulai mengoleksi souvenir bertema dari beberapa tempat seperti piring pajangan, gantungan kunci, dan lonceng. Sepertinya tak ada seorangpun yang berpergian ke tempat yang baru dikunjunginya tanpa membeli souvenir untuk kenang-kenangan. Dari info tersebutlah, aku mulai mengintip jumlah uang di celengan dan di buku tabungan.

Uangku di celengan sepertinya sudah lumayan banyak. Sudah ada beberapa kotak celengan yang berisi lintingan uang kertas 20 ribuan. Sudah lama aku menabung cara seperti ini dari sisa uang kembalian ataupun dari menukar uang 20 ribu di bank. Jika ada uang lebih, maka uang tersebut aku tukarkan dengan pecahan 20 ribu kemudian aku buat lintingan dan memasukkannya ke dalam celengan. Strategi menabung ini dipopulerkan oleh Ippho Santosa, seorang motivator dan penulis buku. Aku menyebutnya the power of 20 ribu. Aku dan temanku Eulis bersama-sama melakukan ini dan kita janjian akan melakukan traveling dari hasil the power of 20 ribu ini. Sekaranglah saatnya the power of 20 ribu digunakan. Yippieee.
(foto dari google)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar