29/09/19

Journey to Malang

PASIR BERBISIK

A whisper stepped me
through the sand,
just walk...
no destiny...
solitaire...
A whispering sand,
so gently.


Aku menyusuri jalan ditengah-tengah gurun pasir, tanpa tujuan. Sepanjang mata memandang hanya pasir berwarna keabuan yang terlihat. Tidak ada siapapun yang tampak. Tapi tahukah kalian? Aku tidak sendiri meski terlihat seperti seorang diri. Ada yang berbisik di telingaku. Begitu lembut suaranya. Tak pernah aku mendengar suara berbisik yang selembut ini sebelumnya. Bisikan itu membuaiku hingga langkahku semakin jauh menuju garis cakrawala tak bertepi.


“Hai dik....adik...... hai...... ayo kembali ke sini,”
sayup-sayup aku mendengar suara-suara memanggil tapi entah siapa yang dipanggil. Aku tidak peduli. Aku terus saja melangkah.
“Zahran..... Heiiii..... Zahran. Mau kemana?”
“Zah..... balik ke sini....,” aku tersentak.


Langkahku terhenti. Itu suara ibu Fatur dan Fatur memanggil-manggil namaku. Aku menengok ke belakang. Kulihat ibu Fatur dan Fatur sedang melambai-lambaikan tangannya. Aku pun melihat supir jeep yang kami sewa berdiri tidak jauh dari mereka sedang berteriak berusaha memanggil-manggil aku. Astaqfirullah alazim. Aku memandang ke arah depan. Dari kejauhan terlihat halimun yang menyelimuti gunung. Kusapu pandangan ke sekitar. Tidak ada siapa-siapa selain hamparan pasir yang terlihat sunyi, dingin dan mistis. Bulu kudukku seketika merinding. Aku membalikkan arah badanku dan berlari sekuat tenagaku menghampiri ibu dan Fatur.

________________***__________________

Itulah yang dirasakan Zahran, keponakanku saat kami berkunjung ke Pasir Berbisik yang ada di gunung Bromo, Malang, Jawa Timur.

Pasir Berbisik adalah salah satu tempat wisata dari paket wisata Bromo. Tempat wisata lainnya yang termasuk dalam paket Bromo adalah Puncak Pananjakan, Kawah Bromo, Savana dan Lembah Teletubis.

Pukul 9 malam aku dan keluarga bertemu dengan adikku sekeluarga di Mcdonald kota Malang. Setelah makan, kami konvoi melanjutkan perjalanan ke Cemoro Lawang. Perjalanan ke tempat ini memakan waktu yang lumayan lama karena medannya berkelok-kelok dan jalanan pun sempit. Sisi kiri atau kanan jalan adalah jurang. Perlu kehati-hatian yang super extra melewati jalan ini. Apalagi dilakukan pada malam hari. Sekitar pukul 2 pagi kami tiba juga. Beberapa penduduk menawarkan kami untuk bermalam di hostel dan penginapan-penginapan yang ada sekitar Cemoro Lawang tapi kami menolak secara halus karena tanggung, sebentar lagi kami harus melanjutkan perjalanan menuju Bromo.

Udara begitu dingin. Rasanya tubuhku tidak akan kuat menahan dingin seperti ini jika saja tidak dilengkapi dengan pakaian seperti “long jhon” dan dilapisi lagi dengan jaket tebal dan kaus kaki. Aku memakai 3 lapis pakaian. Kepalaku pun sudah tertutup rapat dengan kupluk tebal. Itu pun aku masih merasa menggigil. Dari mulutku keluar uap manakala aku menghembuskan napas. Aku pun membeli syal wol dan sarung tangan.

Kami menyewa mobil jeep beserta supirnya. Aku bertiga dengan suami dan Fatur. Sedangkan adikku sekeluarga berjumlah empat orang. Jadi ada 7 penumpang dalam mobil jeep. Supir mengantar kami ke tempat paket wisata yang telah disebutkan di atas. Pasir Berbisik adalah tujuan terakhir kami setelah mengunjungi beberapa tempat lainnya.

Ketika tiba di Pasir Berbisik, aku merasakan bisikan lembut di telingaku, sama seperti yang dirasakan oleh Zahran. Bisikan ini adalah butiran-butiran pasir yang berterbangan ketika angin bertiup dan terdengar seperti bisikan yang sampai ke telinga setiap orang yang melewatinya.
Syuuhhhh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar